Aku keliling rumah mengamati trik Ibuku mengelola sampah

Januari 2020 lalu, usai wisuda, aku dan seorang teman kembali ke kos membopong 2 kantong tas besar berisi beberapa bucket bunga dan kado dari teman-teman serta keluarga. Pas lagi unboxing kado, temanku mengeluh, "Riz, kayaknya bungkus-bungkus kado ini nitip di sini yah. Soalnya kalo dibawa pulang nanti sama ibuku ga boleh dibuang, malah numpuk di rumah." Seketika aku tertawa karena merasa relate. Oh, ternyata bukan cuma ibuku yang suka nyimpen barang bekas di rumah. 

Kebetulan, temanku adalah penggemar gaya hidup minimalis. Karena itu, dia risih sama ruangan yang terlalu banyak barang, tapi namanya tinggal sama orang tua, kita gak punya kendali penuh atas isi rumah. 

Anyway, kita skip dulu bahasan soal gaya hidup minimalis. Mari fokus soal kebiasaan misterius ibu-ibu, terutama Asian parents, yang kebanyakan dari mereka suka menimbun sampah bekas di rumah dengan dalih katanya masih bisa dipakai lagi nanti (entah kapan).

Di rumahku, haram hukumnya membuang kresek, botol plastik, kardus, bubble wrap, kertas kado, kotak es krim, baju bekas, dsb. Intinya semua barang bekas yang berpotensi untuk dipakai kembali. Fatwa dari ibu negara. Tapi, gimana nasib barang-barang itu setelah disimpan? Apakah benar dipakai lagi atau cuma sayang aja kalau dibuang dan akhirnya menumpuk terabaikan?

Untuk memastikannya, aku mengumpulkan data dengan berkeliling rumah sendiri dan mengamati pengelolaan sampah domestik yang dilakukan ibuku.

1. Kresek

Hampir sebagian besar ibu-ibu Asian parents suka mengumpulkan kresek bekas.

Pertama, kantong plastik. Ini salah satu sampah yang paling mainstream di sekeliling kita. Seringkali, meski sudah bawa tas belanja sendiri, kasir atau pedagang pasar dengan reflek tanpa bertanya langsung membungkus barang belanjaan kita dengan kresek, apalagi kalau antri panjang, aku yang gak enakan kadang ragu buat mencegah. Meski harusnya jangan ditiru sih, hehe. Kalau ada kesempatan, aku selalu berusaha bilang dengan ramah, "Maaf mbak, pakai tas ini aja."

Di dapur, kuamati ibu banyak mengumpulkan kresek-kresek bekas dengan tidak terlalu rapi. Kresek yang besar biasanya dipakai lagi untuk belanja di pasar. Kresek ukuran sedang, dipakai untuk kantong sampah. Yang kecil-kecil biasanya kupakai buat membungkus kotak makan atau hal-hal random lainnya seperti dijadikan alas makan kucing. Jadi, pasti akan terpakai lagi.

2. Botol plastik

Kebetulan, kami penggemar tumblr dan jarang beli minuman kemasan botol plastik. Tapi sesekali di kesempatan tertentu, kami beli minuman kemasan dan botol kosongnya gak pernah langsung dibuang. Terutama botol-botol yang besar. 

Di belakang rumah, kami menanam tebu, dan setiap panen kami bawa ke penjual es tebu untuk diselep dan dibawa pulang sari tebunya. Ibuku selalu pakai botol-botol besar itu untuk wadah karena muat banyak dan bisa langsung dimasukin freezer. Meski ini juga harusnya gak boleh ditiru karena botol-botol itu sekali pakai hehehe.

3. Kardus

Kardus bekas adalah sampah rumah tangga yang paling umum disimpan karena serbaguna.

Sampah bekas satu ini pasti yang paling umum disimpan di rumah. Selain ramah lingkungan, kardus juga serbaguna. Kardus-kardus bekas di rumahku biasanya disimpan dan dipakai lagi untuk wadah botol-botol madu jualan bapak, buku-buku lama, bungkus paket barang, atau yah.. hal-hal khusus seperti rumah bersalin kucing misalnya.

4. Kotak es krim

Meski sudah ada tupperware atau kotak makan lainnya, kotak es krim tetap jadi kesayangan ibu-ibu untuk disimpan. Kalau hilang atau ketinggalan pun bukan masalah. Di rumah, kotak es krim gak terlalu sering dipakai dan disimpan sampai bertumpuk-tumpuk. Tapi sesekali dipakai dan isinya bisa gak ketebak. Kadang dipakai untuk wadah bekal, wadah jagung untuk makanan ayam, atau wadah sabun cuci piring.

Bahkan wadah es krim yang kecil-kecil pun disimpan untuk wadah kecap saset yang sudah dibuka tapi belum habis biar gak tumpah ke mana-mana. Mungkin kalau Forrest Gump lahir di Indonesia dia akan bilang: "Life is like a box of ice cream, you never know what you're gonna get."

5. Baju bekas

Ini bukan ngomongin baju preloved ya, karena ini bener-bener baju bekas yang sudah bolong-bolong atau gak layak pakai. Bagi ibuku, kalau bisa jadi kain lap, kenapa dibuang? Mulai dari daster, kerudung, handuk, bahkan pernah seragam sekolah yang udah sobek juga... Semua bisa jadi kain lap. Fixed, baju bekas gak pernah terbuang sia-sia.

6. Sarangan

Sarangan yang dipotong melingkar dijadikan penyaring got agar tidak tersumbat kotoran.

Sering diundang hajatan dan dapat nasi berkatan? Di daerah tempatku tinggal, di dalam bingkisan berkatan biasanya ada wadah bolong-bolong atau sarangan tempat nasi supaya nasinya gak mudah berkeringat dan basi. Tapi akhir-akhir ini wadah bolong-bolong itu sudah jarang dipakai dan diganti semacam baskom kecil. Dulu ibuku banyak menyimpan wadah bolong-bolong itu untuk dipakai mencuci sayuran atau dipotong-potong untuk dijadikan penyaring got biar gak mudah tersumbat kotoran.

7. Sikat gigi

Nah, kalau saringan got tadi sudah penuh kotoran, ibuku biasa pakai sikat gigi bekas untuk bersihin kotoran-kotoran seperti sisa makanan atau sampah rambut yang nempel di saringan tersebut. Sikat gigi bekas juga bisa dipakai bersihin pojok-pojok keramik yang gak terjangkau oleh sikat besar. Oke, cukup berguna juga. 

Dari sekian banyak barang bekas yang disimpan, semuanya sudah pernah dipakai kembali dan barang bekas yang paling banyak menumpuk di rumah adalah kresek, botol plastik, dan kotak es krim. Ada yang karena memang jarang dipakai kembali, dan ada juga karena jumlahnya terlalu banyak, sehingga sampah-sampah bekas ini cukup memenuhi ruangan. Seharusnya, sebagian sampah bekas yang terlalu banyak itu dialihkan ke tempat lain. Bukan dibuang begitu saja, tetapi dipilah dan dikelola. Sekarang, sudah ada berbagai layanan pengelolaan sampah yang bisa diakses secara online dan mudah untuk perusahaan maupun individu seperti Waste4Change. 

Nah, layanan semacam ini akan cocok untuk orang-orang seperti temanku yang gemar gaya hidup minimalis, yang mungkin akan risih membiarkan barang-barang bekas menumpuk di rumah. Supaya gak ketahuan ibu ada barang-barang bekas yang menumpuk, konsisten menggunakan barang-barang yang tidak sekali pakai juga penting. Karena memulai itu mudah, tapi menjadi konsisten pasti banyak godaannya. 

Terus gimana dengan sampah-sampah kecil seperti sampah snack atau botol bekas skincare? Kalau dirasa sulit untuk menggunakan kembali sampah-sampah tersebut, Waste4Change juga menyediakan layanan personal waste management yang memungkinkan kita mengelola sampah sendiri dengan bijak. Ada juga layanan home composting menggunakan tas dari Waste4Change untuk sampah-sampah organik. Kamu juga bisa follow Instagram @waste4change biar gak ketinggalan info-info terbaru tentang cara #BijakKelolaSampah dari rumah.

Selamat Hari Peduli Sampah dan Hari Bumi!


(Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021.)

Nama penulis: Rizka Nafiah

Komentar