Ketika aku Jawa dan gak suka basa-basi

Aturan tak tertulis di Jawa bilang, "Kalau punya barang atau makanan harus towo-towo alias nawarin orang lain meskipun aslinya kamu agak gak rela. Kalau ditawarin barang atau makanan orang lain jangan langsung diterima, karena bisa jadi dia nawarin karena gak enak aja, meskipun aslinya kamu kepengen banget."

Kacau banget, di kepalaku aturan ini terkesan ngajarin kita buat jadi orang yang gak genuine, gak tulus. Dan memberi jadi terasa terpaksa. Akhirnya kalau nawarin terus ditolak malah seneng, "yes, gak usah bagi-bagi, bisa tak habiskan sendiri. tau aja aku cuma abang-abang lambe (basa-basi)."

Aku pribadi kalau nawarin ke orang terus diiyain tapi gak diterima kok ya sedih, soalnya merasa niat baikku ditolak, dianggap gak tulus atau cuma basa-basi. Sedangkan kalau diterima itu bukan cuma ngerasa seneng, tapi juga fulfilled, merasa utuh. Jadi, kalau ada orang yang nawarin aku sesuatu, kalau aku mau langsung aku terima.

Ketika ini aku terapkan di Jawa, jadinya kontroversial. Bisa jadi aku membuat orang yang nawarin merasa senang, atau malah aku dianggap gak tahu malu atau gak punya rasa sungkan.

Gimana kamu menyikapi aturan tak tertulis ini? 

Komentar

  1. Perihal "towo-towo" biasanya sih lebih sering tentang makanan. Biasanya kalo aku bawa makanan (jajan) bakal aku lebihin sedikit jadi tetep bisa dibagi dan ketika ditolak pun masih bisa kumakan sendiri. Dan, aku bukan orang yang bakal nawarin kalo lagi gak pingin nawarin. Cukup bilang,"makan dulu ya, Pak".

    Apakah aku termasuk orang yang tidak taat aturan? Haha

    BalasHapus

Posting Komentar