Halo, kalian umur berapa? Kita sering nemuin banyak rang-orang yang ngerasa masih muda tapi nyatanya sering kelabakan nyari kontak sepeda motor yang ketinggalan, lupa matiin kompor, sholatnya sering sujud sahwi, dan sebagainya. Contohnya aku yang hari ini sudah tiga kali sujud sahwi di akhir sholat (astaghfirullah parah sih, aku juga pernah habis menguap nanya orang sebelah siapa yang barusan menguap). Fenomena semacam ini sering dikaitkan dengan pikun dini atau lebih halusnya short-term memory. Memang iya gitu?
Berhubung ini blog opini, aku jawab. Ya, bisa jadi. Tapi aku mau menekankan di sini kalau hal-hal yang diakibatkan karena lupa itu gak bisa dihindari, tapi bisa diperlambat dan dikurangi. Contohnya dengan membaca, gila sih manfaat membaca ini memang powerful banget. Membaca gak cuma menambah wawasan tapi juga mengaktifkan sel otak kita karena terus digunakan untuk berpikir hal baru lewat buku. Jadi kalau mau cepet pikun gampang aja, gak usah sering-sering membaca. Kurang lebih gitu kata dosen psikolinguistik dulu. Pas denger kata-kata beliau sel-sel kemalasan dalam diriku terguncang dengan skala 5,4 SR.
Nah, tapi yang mau aku bahas di sini adalah hal lain yang juga sama-sama dapat mengurangi pikun dini, yang dikenal dengan 'mindulness'. Kalau kalian masih asing dengan istilah ini, simpelnya mindfulness is when we are being present in here and now. Keadaan saat kita sadar penuh dengan kondisi sekarang. Tidak berpikir tentang hal-hal di masa depan maupun masa lalu. Bukan karena dua hal itu tidak penting, tapi lebih karena hal-hal yang tidak ada di hadapan kita saat ini cukup direncanakan atau diingat sebagai pelajaran, bukan untuk dipikir. Sama seperti skripsi (#uhuk) agar cepat selesai maka harus dikerjakan bukan dipikir~
Kedengarannya remeh, bukan? Sadar dengan keadaan saat ini. Tapi coba lakukan selama lima menit aja, kalau gak ada pikiran yang terbesit sama sekali soal masa depan, masa lalu, atau pikiran out of nowhere selama lima menit itu, kalian patut dipanggil 'suhu'. Nyatanya tidak semudah itu, Johnson. Sholat aja gak pernah se-khusyu itu kan, halaahh ngaku ajaa wkwkwk. Meski nggak mudah, 'mindfulness' bisa dilatih setiap hari atau terserah kita, supaya lebih mudah diterapkan sehari-hari. Serunya, ternyata 'mindfulness' ini adalah hal yang selalu diterapkan Sherlock agar dia mawas diri serta dapat berpikir logis dan intuitif untuk membantu memecahkan kasus-kasus kriminal.
Aku baru selesai baca buku berjudul 'Mindfulness Plain & Simple' karya Oli Doyle. Buku itu juga membantu kita melatih 'mindfulness' misalnya dengan berdiam diri selama 10 menit setiap hari. Semacam yoga. Aku juga baru tahu kalau yoga atau meditasi ternyata bukan gak mikir apa-apa atau pikirannya kosong, tapi ternyata berusaha mengondisikan dirinya di keadaan saat ini. Dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari, 'mindfulness' bisa membantu kita 'sadar penuh' dengan apa yang sedang kita lakukan. Misalnya mau keluar, ya bawa dompet, kontak, surat-surat motor, hp, atau apapun yang memang mau kita bawa. Atau waktu sholat empat rokaat, ya kita sadar jumlahnya memang empat bukannya bingung habis ini takbir lagi apa tahiyat akhir. Alasan kenapa kadang kita lupa akan suatu hal bisa jadi karena pikiran kita ke mana-mana dan gak sadar dengan apa yang kita lakukan saat ini. Bukannya memikirkan tindakan yang sedang kita lakukan, kita malah ngelamun atau memikirkan hal lain yang gak terjadi sekarang, seperti bayangin dinner bersama Lisa blekping misalnya. Sesekali boleh lah halu, tapi jangan sering-sering ya, kawan. Mari cintai otak kitasetelah itu baru cintai usus minum yakult tiap hari~
Berhubung ini blog opini, aku jawab. Ya, bisa jadi. Tapi aku mau menekankan di sini kalau hal-hal yang diakibatkan karena lupa itu gak bisa dihindari, tapi bisa diperlambat dan dikurangi. Contohnya dengan membaca, gila sih manfaat membaca ini memang powerful banget. Membaca gak cuma menambah wawasan tapi juga mengaktifkan sel otak kita karena terus digunakan untuk berpikir hal baru lewat buku. Jadi kalau mau cepet pikun gampang aja, gak usah sering-sering membaca. Kurang lebih gitu kata dosen psikolinguistik dulu. Pas denger kata-kata beliau sel-sel kemalasan dalam diriku terguncang dengan skala 5,4 SR.
Nah, tapi yang mau aku bahas di sini adalah hal lain yang juga sama-sama dapat mengurangi pikun dini, yang dikenal dengan 'mindulness'. Kalau kalian masih asing dengan istilah ini, simpelnya mindfulness is when we are being present in here and now. Keadaan saat kita sadar penuh dengan kondisi sekarang. Tidak berpikir tentang hal-hal di masa depan maupun masa lalu. Bukan karena dua hal itu tidak penting, tapi lebih karena hal-hal yang tidak ada di hadapan kita saat ini cukup direncanakan atau diingat sebagai pelajaran, bukan untuk dipikir. Sama seperti skripsi (#uhuk) agar cepat selesai maka harus dikerjakan bukan dipikir~
Kedengarannya remeh, bukan? Sadar dengan keadaan saat ini. Tapi coba lakukan selama lima menit aja, kalau gak ada pikiran yang terbesit sama sekali soal masa depan, masa lalu, atau pikiran out of nowhere selama lima menit itu, kalian patut dipanggil 'suhu'. Nyatanya tidak semudah itu, Johnson. Sholat aja gak pernah se-khusyu itu kan, halaahh ngaku ajaa wkwkwk. Meski nggak mudah, 'mindfulness' bisa dilatih setiap hari atau terserah kita, supaya lebih mudah diterapkan sehari-hari. Serunya, ternyata 'mindfulness' ini adalah hal yang selalu diterapkan Sherlock agar dia mawas diri serta dapat berpikir logis dan intuitif untuk membantu memecahkan kasus-kasus kriminal.
Aku baru selesai baca buku berjudul 'Mindfulness Plain & Simple' karya Oli Doyle. Buku itu juga membantu kita melatih 'mindfulness' misalnya dengan berdiam diri selama 10 menit setiap hari. Semacam yoga. Aku juga baru tahu kalau yoga atau meditasi ternyata bukan gak mikir apa-apa atau pikirannya kosong, tapi ternyata berusaha mengondisikan dirinya di keadaan saat ini. Dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari, 'mindfulness' bisa membantu kita 'sadar penuh' dengan apa yang sedang kita lakukan. Misalnya mau keluar, ya bawa dompet, kontak, surat-surat motor, hp, atau apapun yang memang mau kita bawa. Atau waktu sholat empat rokaat, ya kita sadar jumlahnya memang empat bukannya bingung habis ini takbir lagi apa tahiyat akhir. Alasan kenapa kadang kita lupa akan suatu hal bisa jadi karena pikiran kita ke mana-mana dan gak sadar dengan apa yang kita lakukan saat ini. Bukannya memikirkan tindakan yang sedang kita lakukan, kita malah ngelamun atau memikirkan hal lain yang gak terjadi sekarang, seperti bayangin dinner bersama Lisa blekping misalnya. Sesekali boleh lah halu, tapi jangan sering-sering ya, kawan. Mari cintai otak kita
Komentar
Posting Komentar